Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Jokowi saat tiba di Belanda |
Kegembiraan itu makin meluap tatkala Presiden Jokowi merespons antusiasme masyarakat Indonesia itu dengan cara turun dari mobil dan menyambangi mereka dengan sambil bersalaman, berfoto, dan bertegur sapa. Pesona ini amat jarang terjadi, tatkala seorang Kepala Negara di republik berpenduduk 252 juta jiwa ini berkunjung ke suatu negara sahabat.
Tim Komunikasi Presiden (TKP) Ari Dwipayana, melalui keterangan tertulis yang diterimaInvestor Daily, pada Jumat (22/4) menyebutkan, masyarakat Indonesia sangat antusias menyambut kedatangan Presiden Jokowi, yang tiba di Belanda pada Kamis (21/4) tengah malam WIB.
Antusiasme itu beralasan sebab masyarakat Indonesia, baik yang masih mengantongi paspor RI maupun yang telah berkewarganegaraan Kerajaan Belanda, setia menunggu kedatangan Presiden Jokowi. Mereka berjejer di depan Grand Hotel Amrath Kurhaus, Den Haag, tempat Sang Pemimpin menginap.
Presiden Jokowi bukan tanpa alasan berada di Negeri Tulip itu. Dia berada di Belanda dengan membawa sejumlah agenda ekonomi. Ada menteri Kabinet Kerja yang menyertai Presiden Jokowi, di antaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.
Presiden Jokowi juga membawa delegasi bisnis, yang dipimpin Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani. Selain Rosan, dalam rombongan pengusaha terdapat Wakil
Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan Juan Permata Adoe, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Energi Terbarukan Halim Kalla, dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Telematika, Penyiaran, dan Ristek Ilham Habibie.
Apalagi Belanda, dalam agenda perjalanan Presiden Jokowi adalah negara terakhir dari empat negara yang dikunjungi di Benua Biru, Eropa, pada 18-22 April 2016. Sebelumnya, Presiden Jokowi melawat ke Jerman, Inggris, dan Belgia.
Di Belanda, Presiden Jokowi bersama para menteri dan pelaku usaha berkeinginan untuk menarik arus masuk investasi ke Indonesia. Saat ini, Indonesia gencar mengundang investor dari berbagai negara untuk menanamkan modalnya, menyusul digulirkannya Paket Kebijakan Ekonomi I-XI, yang dimulai pada September 2015 lalu.
Presiden Jokowi rajin berkunjung ke luar negeri dan menyapa rakyatnya di negeri-negeri yang didatanginya.
Adalah beralasan apabila Presiden Jokowi begitu akrab menyapa masyarakat Indonesia di Belanda, yang sangat merindukan perjumpaan dengannya. Asa itu terpenuhi setelah 16 tahun berlalu.
Sebenarnya, kunjungan Kepala Negara Republik Indonesia ke Belanda punya cerita sendiri. Di dalam lembaran persahabatan RI-Belanda, kedatangan Presiden Jokowi adalah pemimpin pertama yang mengunjungi negeri itu, sejak 16 tahun terakhir.
Kabarnya, Belanda kerap dihindari karena pengalaman masa lalu, ketika Presiden Soeharto didemo besar-besaran oleh kelompok yang menamakan diri Republik Maluku Selatan (RMS), pada tahun 1970 lalu.
Mereka menetap di negeri itu. Tetapi Presiden Soeharto punya nyali kuat. Terakhir, Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berkunjung ke Belanda pada tahun 2000.
Pada 5 Oktober 2010, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah akan berangkat ke Belanda, tapi mendadak dibatalkan. Presiden SBY memutuskan membatalkan kunjungan kenegaraan ke Belanda, hanya beberapa saat menjelang pesawat yang akan membawanya tinggal landas.
Padahal, pada saat itu, seluruh wartawan yang akan mendampingi Presiden SBY ke Belanda, sudah stand by di dalam pesawat. Bahkan, pramugari Garuda sudah membagi-bagikan handuk kecil, jus kacang hijau, dan mi instan untuk wartawan. Sayangnya, perjalanan itu terpaksa ditunda hanya sekitar satu jam sebelum pesawat Garuda lepas landas dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, pada 5 Oktober 2010 lalu.
Kabarnya, Presiden SBY merasa tidak nyaman menghadapi aksi demo kelompok RMS.
Sebab, kunjungan Presiden SBY bertepatan digelarnya persidangan kilat di Pengadilan Den Haag, yang diajukan kelompok Republik Maluku Selatan (RMS), yang bermukim di Belanda. Mereka menuntut Presiden SBY ditahan saat berkunjung ke Belanda. Kelompok RMS menuduh SBY terlibat pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Maluku.
Selfie Bersama Rakyat
Berbeda dengan apa yang dilakukan SBY, pada Oktober 2010 lalu. Kunjungan Presiden Jokowi berjalan aman dan penuh persahabatan. Sama sekali, tidak ada insiden. Yang ada, justru kunjungan itu menjadi ajang lepas kangen antara pemimpin dan rakyatnya.
Ari mengungkapkan, tak henti-hentinya lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di sekitar hotel tempat Presiden Jokowi menginap.
“Mereka terdengar menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan membentangkan spanduk bertuliskan “Selamat Datang Bapak Presiden Jokowi,” tutur Ari. Lagu kebangsaanIndonesia Raya dinyanyikan berulang kali.
Saat Presiden Jokowi beserta rombongan tiba di hotel, masyarakat Indonesia pun secara spontan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Mereka senang menyambut kedatangan Presiden Jokowi, yang dinilai ramah dan bersahabat. Terlebih lagi, saat Presiden Jokowi keluar dari kendaraan, dan langsung berkumandang teriakan “Jokowi, Jokowi, Jokowi.”
Presiden Jokowi menjawab antusiasme itu dengan menghampiri kerumunan massa yang telah menantikan kedatangannya sejak siang.
Mereka pun berebut bersalaman dan berusaha mengambil gambar bersama Presiden Jokowi dari dekat.
“Presiden berjalan menyusuri kerumunan masyarakat sambil menyalami mereka satu per satu. Tidak sedikit yang meminta berfoto selfie dengan Presiden,” katanya.
Usai bersalaman dengan Presiden, mereka pun mengecek hasil fotonya bersama Presiden Jokowi. “Mereka tertawa bahagia saat melihat hasil foto selfie dan kembali mengeluk-elukkan nama Presiden Jokowi saat melangkah memasuki hotel,” kata Ari.(beritasatu.com)
Setelah 16 Tahun, Jokowi Presiden Pertama yang Kunjungi Belanda
Presiden Joko Widodo sudah berada di Belanda untuk sejumlah agenda kenegaraan hingga bisnis. Ini adalah kunjungan Presiden Indonesia ke Belanda pertama kali setelah 16 tahun yang lalu. Presiden Republik Indonesia terakhir yang mengunjungi negeri kincir angin itu adalah Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 yang lalu.
"(Terakhir) 16 tahun lalu ke Belanda," ucap Retno, Jumat, (22/4/2016).
Retno mengatakan agenda Presiden di Belanda akan fokus pada G to G (government to government). Yaitu melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Belanda, Raja Belanda, dan Ratu Maxima, namun dalam kapasitasnya sebagai United Nations Advisor untuk masalah ekonomi inlusif.
Pertemuan pertama dilakukan sekitar pukul 08.00 waktu setempat atau 13.00 WIB, dengan menyambangi Kediaman Resmi Perdana Menteri Kerajaan Belanda (Catshuis) untuk bertemu Perdana Menteri Mark Rutte.
Dalam pertemuan tersebut akan ditandatangani nota kesepahaman di bidang riset dan pendidikan tinggi, serta di bidang kemaritiman. Setelah pertemuan dengan Perdana Menteri, Presiden akan berkunjung ke Port of Rotterdam yang merupakan salah satu pelabuhan tertua dan tersibuk di dunia.
Setelah itu, Presiden akan juga akan bertemu dengan 20 CEO dari perusahaan Belanda yang terkait dengan kemaritiman dan manajemen pengelolaan air. "Keunggulan Belanda adalah di dua bidang itu," kata Retno.
Pada siang hari, Presiden akan menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Belanda di Grand Hotel Amrath Kurhaus. Dalam forum bisnis tersebut, diperkirakan akan hadir 15 CEO perusahaan terkemuka Belanda.
"Forum bisnis Belanda-Indonesia akan menghasilkan sejumlah komitmen kurang lebih senilai 601,2 juta dollar Amerika Serikat," lanjut Retno.
Presiden selanjutkan akan menunaikan ibadah shalat Jumat di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, dan mengunjungi Universitas Leiden serta akan beramah tamah dengan Mahasiswa PhD asal Indonesia.
Sore harinya, Presiden Jokowi akan melakukan kunjungan ke Istana Noordeinde untuk bertemu dengan Raja Belanda Willem-Alexander dan juga Ratu Maxima. Setelah itu, Presiden Jokowi akan bertolak ke Tanah Air menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.(beritasatu.com & detik.com)
0 comments:
Posting Komentar