Bhinneka Tunggal Ika diadopsi sebagai semboyan nasional setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Kata-kata ini pertama kali muncul dalam "Sutasoma", sebuah kitab karya Mpu Tantular, seorang penyair Jawa Kuno pada abad ke-14.
Makna dari Bhinneka Tunggal Ika adalah mengakui dan menghargai keberagaman sosial, budaya, agama, dan suku bangsa yang ada di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, dan tradisi, mereka tetap membangun kesatuan dalam bingkai negara yang pluralistik.
Semboyan ini mencerminkan prinsip dasar Pancasila, ideologi negara Indonesia, yang menjunjung tinggi kebinekaan dan persatuan bangsa. Bhinneka Tunggal Ika mengamankan kebebasan beragama dan kebhinekaan dalam ikatan persatuan nasional.
Indonesia dianggap sebagai salah satu negara dengan keberagaman terbesar di dunia. Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan dan bekerja sama untuk membangun harmoni serta pemahaman antar kelompok dalam masyarakat.
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia berupaya untuk menciptakan negara yang inklusif, demokratis, dan menghargai hak asasi manusia. Semangat ini mendorong toleransi, saling menghormati, dan persatuan di tengah perbedaan, menjadikan keberagaman sebagai kekuatan bagi kemajuan dan stabilitas bangsa Indonesia.
