A. Pendahuluan
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan kerajaan terdahulu yang berkuasa, namun kejayaan itu semua hilang ketika para penjajah datang. Penjajah datang semula datang dengan berniat baik, dan diterima masyarakat, namun lama kelamaan kedatangan mereka yang semula hanya untuk berdagang, berubah seiring perkembangannya, mereka tidak hanya melakukan perdagangan dengan masyarakat local tetapi juga memonopoli perdagangan serta lambat laun juga mereka mengambil ahli pemerintahan, mulai dari masa voc sampai tanam paksa.
Penetrasi kekuasaan kolonial Belanda yang tidak hanya dibidang ekonomi, tetapi juga kebidang sosial-budaya, sampai kebidang politik bahkan bidang agama. Karena berbagai penetrasi yang mendalam yang dilakukan kolonial belanda ini lah membuat reaksi dari rakyat, dan melakukan pergerakan bahkan menggunakan senjata, timbul para pemuka-pemuka dari tokoh daerah untuk melakukan pergerakan terhadap kolonial Belanda. pergerakan yang dilakukan oleh rakyat berlangsung sangat lama, dan dengan pola dan bentuk yang berkembang disetiap zamannya, untuk itulah pembahasan ini dibuat untuk mengetahui bagaimana pergerakan yang dilakukan melawan kolonial. dan bagaimana pergerakan rakyat sebelum abad 20 yang masih bersifat kedaerahan dan bagaimana perkembangan pergerakan setelah abad 20 yang sudah ada kesadaran dari pergerakan rakyat yang mengenal organisasi.
B. Perlawanan bangsa Indonesia sebelum abad 20
Perlawanan sebelum abad 20 merupakan rangkaian yang panjang perlawanan rakyat dengan berbagai bentuk, semua perlawanan memberikan bukti akan kegigihan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia sebelum abad 20 yaitu masih bersifat tradisionaliltis, kedaerahan, belum adanya integrasi, serta perlawanan digerakan oleh seorang pemimpin.
Penjajahan yang dilakukan oleh kolonial belanda yang tidak hanya membuat rakyat tertekan secara ekonomi tetapi juga secara politik juga mengakibatkan rakyat melakukan perlawanan melalui perang walau alat yang digunakan hanya alat tradisional. Perlawanan yang dilakukan pun masih kedaerahan dimana perlawanan dilakukan secara daerah-daerah tanpa adanya penyatuan dari setiap daerah dengan daerah yang lain. Perlawanan secara kedaerahan ini mengakibatkan tidaknya adanya integrasi bangsa, perlawanan yang dilakukan secara daerah ini mengakibatkan tidak efektif karena tidak adanya kesadaran integrasi ini kekuatan terpecah-pecah.
Perlawanan yang dilakukan secara kedaerahan ini membuat penjajah dengan mudah meredam semua bentuk perlawanan. Perlawanan terhadap penjajah sudah dimulai sejak abad 16 yang dilakukan melawan penjajah seperti perlawanan Sultan Baabullah di ternate, Dipati Unus di malaka, panglima Fatahillah di jawa barat, Sultan Iskandar Muda di Aceh, Sultan Agung di Batavia, yang melawan portugis kemudian Indonesia pada tahun 1602 perlawanan ditunjukan untuk melawan VOC, yang dilakukan oleh Sultan Agung di Batavia, Sultan Ageng Tirtayasa di banten, Sultan Hasanudin di Makassar. Meski terus mengalami kegagalan dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan perlawanan tetap dilakukan pada abad ke-19 dimana perlawanan ditujuhkan untuk Kolonial Belanda seperti perlawanan rakyat Maluku, perang padri, perang Diponegoro.perang Aceh.
Aksi-aksi perlawanan dilakukan para pejuang untuk mengusir penjajah, terus dilakukan meski mengalami kegagalan hingga akhirnya muncul pergerakan yang bersifat Nasional, perlawanan yang bersifat nasional inilah yang kemudian membangkitkan semangat perjuangan secara menyeluruh untuk mengusir penjajah.
C. Perlawanan bangsa Indonesia setelah abad 20
Perjuangan bangsa Indonesia melawan tidak berhenti, perjuangan dilakukan juga dilakukan setelah abad 20, perlawanan ditandai dengan dibentuk organisasi Boedi Oetomo pada 1908. Meski sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya namun organisasi ini telah membangun bangsa Indonesia dan membuat pergerakan perlawanan terhadap para penjajah mengalami perubahan dari perlawanan sebelum-sebelumnya.
Perlawanan bangsa Indonesia memasuki abad 20 yakni :
ü Munculnya kesadaran nasional untuk melawan penjajah, jika sebelum abad 20 perlawanan bersifat kedaerahan memasuki abad 20 sudah ada integrasi bangsa.
ü Perjuangan dilakukan secara organisasi, dengan dibentuknya berbagai organisasi
ü Perjuangan tidaknya tergantung pada seorang pemimpin yang memilki kharismatik tetapi sudah secara kaderisasi.
ü Perjuangan dilakukan secara politik dimana telah muncul para kaum terpelajar yang melawan secara diplomatic.
ü Perlawanan sudah modern yang dilakukan tidaknya secara nonkooperatif tetapi sudah secara kooperatif
D. Perbedaan Perjuangan Rakyat Indonesia Sebelum dan Sesudah Abad ke-20
1. Sebelum abad ke-20 perlawanan masih bersifat kedaerahan. Masing-masing pemimpin mempertahankan wilayah kekuasaannya. Sesudah abad ke-20 sudah bersifat nasional, yaitu perjuangan tidak lagi bersifat nasionalisme sempit, namun perjuangan ditujukan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Munculnya kata “Indonesia” sebagai identitas bangsa menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya yang ada di Nusantara untuk bersatu padu mengusir penjajah.
2. Sebelum abad ke-20 perlawanan dipimpin oleh raja atau bangsawan. Pangeran Diponegoro (bangsawan), Teuku Umar (bangsawan), Sultan Hasanuddin (raja), Si Singamagaraja IX (raja). Karena perlawanan bertumpu pada kharisma pemimpin, maka tatkala pemimpin tewas atau tertangkap, perlawanan akan berhenti. Sesudah abad ke-20 perjuangan dipimpin oleh golongan terpelajar (cendekiawan). Pemberian kesempatan bagi pribumi untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Belanda pada awal abad ke-20 dimaksudkan untuk memperoleh tenaga kerja murah, namun justru melahirkan golongan cendekiawan yang kemudian memimpin perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Mereka adalah Sutomo, Suardi Suryaningrat, Soekarno, Moh. Hatta, Sahrir, dan lain-lain. Karena perjuangan melalui organisasi modern menerapkan sistem kaderisasi, maka meski pemimpin tertangkap dan dipenjara, perlawanan tetap berlanjut.
3. Sebelum abad ke-20 perjuangan berbentuk perlawanan fisik, melalui peperangan. Pertempuran secara frontal menimbulkan banyak korban jiwa bagi kedua pihak. Sesudah abad ke-20 perjuangan melalui organisasi pergerakan nasional. Upaya mencapai kemerdekaan dilakukan dengan cara-cara modern, misalnya lewat media massa, demo, pemogokan buruh/pegawai, atau mengirimkan wakil-wakil di dewan rakyat (volksraad), serta menggalang dukungan politik dari dunia luar.
4. Sebelum abad ke-20 perlawanan berpusat di desa-desa atau di pedalaman karena kota-kota yang merupakan pusat perniagaan dikuasai Belanda dan didirikan benteng. Sesudah abad ke-20 pusat perjuangan di kota-kota. Organisasi pergerakan yang berkedudukan di kota-kota besar melakukan kritik, agitasi massa, dan menentang berbagai kebijakan pemerintah kolonial Belanda.
0 comments:
Posting Komentar