PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP

PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP - Hallo sahabat PPKn untuk Semua (SD SMP SMA SMK) | Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kurmed, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kurikulum 2013, Artikel MISC, Artikel penilaian, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP
link : PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP

Baca juga


PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP

Kurikulum 2013 atau KTSP 2013 walaupun hanya memfokuskan 4 standar sebagai objek perubahan, dirasakan oleh rata-rata guru sebagai hal yang memberatkan. Sebenarnya "lagu" ini terjadi pada setiap perubahan kurikulum di negeri kita. Namun untuk kali ini agak "sensasional", terutama pada komponen penilaian.
Terintegrasinya 3 (tiga) kompetensi menjadikan kurikulum 2013 agak istimewa. Terutama dalam mengembangkan penilaian terhadap 3 kompetensi tersebut. Dari 3 (tiga) kompetensi, diantaranya: Kompetensi Sikap, Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan yang paling "sulit" dipahami dan diterapkan menurut teman-teman guru adalah pengembangan nilai sikap dalam pembelajaran. Sudah kita ketahui bahwa penilaian sikap meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Karakteristik nilai spiritual yang general menyebabkan sulitnya pengembangan indikator kompetensi, dikarenakan nilai spiritual yang lebih bersifat umum tersebut ketika dihadapkan pada pola kehidupan relegi bangsa kita warnanya bermacam-macam. Satu warna, sebut saja jika kita beragama Islam maka pengembangan spiritualnya juga diarahkan pada nuansa islami. Walaupun pada dasarnya nilai spiritual yang dimaksud bukan "dijuruskan" pada warna tertentu, namun pemahaman teman-teman kita mengarah pada warna-warna tersebut. Nilai umum spiritual tersebut muaranya adalah manusia yang ber-imtaq (Iman dan Taqwa). Disamping itu ada nilai sosial yang sifatnya general-relatif. Bersifat umum namun terkait pada tema/topik tertentu. Hal ini juga membawa kesulitan tersendiri, karena teman-teman guru juga dituntut memilih beberapa kompetensi sikap sosial yang cocok dengan tema-tema tertentu. Nilai sikap sosial tersebut dikembangkan melalui sekurang-kurangnya 7 nilai kompetensi sikap sosial. Antara lain: Jujur, kerjasama, toleransi, gotong-royong, peduli, percaya diri dan santun.
Mengapa Teman-teman Guru menganggap hal ini sulit mengembangkan penilaian pada nilai-nilai kompetensi tersebut? Karena baik sikap spiritual maupun sosial dari sisi pembelajaran merupakan pembelajaran tidak langsung, sifatnya efek pengiring. Tegasnya nilai-nilai tersebut tidak diajarkan secara langsung seperti pembelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Jika kita mengajarkan pengetahuan atau keterampilan, maka materi pembelajarannya jelas. Tujuan pembelajaran yang terumus melalui indikator kompetensi sumbernya juga jelas dan spesifik. Pada kompetensi sikap tidak, materinya bersumber dari nilai-nilai yang sifatnya general-normatif (Norma-norma umum yang berlaku dalam kehidupan masyarakat) walaupun tim pengembang kurikulum sudah memberikan acuan berupa beberap pengembangan komponen kompetensi sikap yang bisa "diambil" ketika kita membuat instrumen penilaian. Maka jelaslah, ketika sesuatu itu dianggap sulit akar masalahnya karena adanya tuntutan kreatifitas.
Kesimpulannya: Mengapa Penilaian Sikap dianggap sulit?
  1. Perubahan dari 3 (tiga) kompetensi yang semula (KTSP 2006) berdiri sendiri, sedangkan pada kurikulum 2013 kompetensi (sikap-pengetahuan-keterampilan) menjadi terintegrasi.
  2. "Materi" nilai sikap diambil dari hal-hal yang sifatnya umum dan normatif.
  3. Pembelajaran nilai sikap bersifat pembelajaran tidak langsung, menjadikan objek perumusan tujuan diambil dari indikator yang sumbernya luas.
  4. Objek penilaian yang semakin melebar/luas, dari hanya menilai pengetahuan menjadi penilaian yang komprehensip meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
  5. Teman-teman guru malas mengembangkan kreatifitasnya.
Maka, dibutuhkan sosialisasi yang tidak singkat dan instan sifatnya. Tidak hanya teoritis, tapi pelatihan, diklat dan sejenisnya diarahkan pada kegiatan yang sifatnya praktis. Demikian kurang lebih jawaban atas pertanyaan "Mengapa teman-teman guru sulit mengembangkan penilaian sikap".


Demikianlah Artikel PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP

Sekianlah artikel PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP dengan alamat link https://pkn4all.blogspot.com/2014/09/penilaian-kurikulum-2013-sulitnya.html?m=1

0 comments:

Posting Komentar

 
PENILAIAN KURIKULUM 2013: SULITNYA MENGEMBANGKAN PENILAIAN SIKAP